Quantcast
Channel: saladbowldetrois
Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

[FICLET] Growl

$
0
0

Growl by Chocokailate

.

.

-o-

“You just stay still and look at me.”

-o-

.

.

 

 

Satu kerjapan mata dan Kim Yejin menyaksikan segalanya.

Sosok lelaki berambut pirang itu berdiri tenang meski dikepung oleh beberapa pemuda berpenampilan sangar yang membawa senjata tajam dan botol di tangan. Aroma alkohol menguar di udara bercampur dengan kekeh tawa dan dengusan. Mungkin mereka gerombolan pemabuk atau pemeras yang sedang mengepung mangsanya, Yejin tak tahu.

Yang jelas, gadis itu hanya mampu terbelalak dan terpaku di tempatnya berdiri. Kakinya tak mampu untuk beranjak satu senti pun, apalagi berlari. Yejin sebenarnya tidak pernah melewati jalan ini sebelumnya. Ini bukan rute yang biasa diambilnya untuk pulang ke rumah. Gadis itu mendadak menyesali keputusannya mengambil jalan pintas melewati jalanan gelap dan sepi semacam ini.

 .

Dalam bayang-bayang malam, sosok berpakaian putih itu menggeram dan mengangkat kedua tangannya setinggi dada. Kepalanya menunduk khidmat, kemudian rambut pirangnya yang berantakan tampak menyala dalam kegelapan. Yejin tak cukup dekat untuk melihat dengan jelas seperti apa wajah lelaki itu.

Gadis itu hanya bisa menahan napas saat menyaksikan entah bagaimana secara serentak seluruh pemuda yang mengepung sosok itu tiba-tiba melengkung ke atas. Seolah terangkat oleh kekuatan magis. Mereka semua memekik dan melayang kejang beberapa senti dari permukaan tanah, sebelum akhirnya lunglai dan bertumbangan ke tanah.

Berlumuran darah.

 .

…A-apa itu tadi?

Kantung belanjaan Yejin meluncur ke aspal ketika sekujur tubuhnya gemetar. Beberapa buah yang dibelinya menggelinding kemana-mana. Membuat sosok yang berdiri di ujung gang seketika menoleh ke arahnya.

Mata mereka bertemu.

 .

Oh, sial.

Detik itu, seolah sihir yang membuatnya beku mendadak tercabut, Yejin mendapat kekuatan untuk berputar, dan buru-buru mengambil langkah seribu. Gadis itu berlari sekencang yang kakinya mampu, asalkan dia dapat pergi jauh dari sosok lelaki yang tadi melakukan-entah-apa-pada-gerombolan-pemabuk-itu.

Namun, baru saja dia berlari beberapa meter, sesosok tubuh mendadak muncul di hadapan Yejin. Membuat gadis itu terbentur mundur dan hampir jatuh jika tidak ditangkap oleh sepasang lengan kekar yang melingkari pinggangnya. Saat Yejin mampu berdiri tegak, lengan itu melepasnya dengan kasar. Yejin mendongak, menatap si pemilik lengan.

 .

Dia. Pria itu.

Bagaimana bisa dia tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya?

 .

“Apa yang tadi kaulihat?”

Suaranya serak dan dalam ketika bertanya, membuat Yejin membeku. Memandang sepasang mata hitam kelam yang menatapnya dalam-dalam.

Sosok di hadapannya ini tahu bahwa ia tadi melihat segalanya.

 .

Gadis itu menelan ludah, mencoba bersuara. “A-aku tidak melihat apa-apa.”

Mata lelaki itu berkilat, membuat Yejin bersumpah ia melihat iris mata itu berubah menjadi keemasan selama beberapa detik sebelum kembali menjadi hitam kelam. Gadis itu kembali gemetar, merasakan aura panas mengerikan yang terpancar dari tubuh yang berkulit kecokelatan di hadapannya.

 .

Yejin hanya bisa menatap mata yang menyedot seluruh perhatiannya itu dalam bisu, dan merasa nasibnya akan sama dengan gerombolan pemabuk itu, ketika tiba-tiba sebuah suara sedingin es menyela mereka.

“Lepaskan dia, Kai.”

Mereka berdua serentak menoleh ke arah datangnya suara. Yejin melihat sesosok lelaki berpakaian putih – pakaian yang serupa dengan pria di hadapannya – sedang bersedekap, bersandar santai di tembok tak jauh dari mereka.

Lelaki yang baru datang ini sama-sama berambut pirang, namun lebih rambutnya lebih putih keperakan. Lelaki itu juga tidak berkulit cokelat, malah kulitnya terlihat sangat pucat. Sosoknya lebih kurus, namun tatapannya tidak kalah tajam dengan lelaki yang tadi dipanggil Kai ini.

 .

“Lepaskan? Bukan musnahkan?” Sebelah alis Kai terangkat, bersamaan dengan seringai yang muncul dari bibirnya. Menoleh sekilas pada Yejin, lalu kembali memandang lelaki pucat itu. “Tumben kau berbaik hati dan berbelas kasihan pada manusia?”

 .

Manusia? O-oke, jadi dua lelaki ini jelas bukan manusia.

Lutut Yejin makin melemas memikirkan kemungkinan makhluk apa yang berdiri di hadapannya ini.

 .

“Bukan. Aku hanya tidak ingin melihatmu lama-lama bermain di sini. Aku menjemputmu pulang, brother. Kris marah besar mengetahui kau bermain-main lagi ke atas sini.” Lelaki berkulit pucat dengan suara sedingin es itu mengatakannya dengan nada bosan. Seolah dia sudah berkali-kali melakukan ini sebelumnya.

Kai terdiam sejenak dan kembali memandang Yejin, seolah menimbang apa yang akan dilakukannya pada gadis itu. Dan tiba-tiba saja seringai itu muncul lagi. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Yejin, dan berbisik, “Kau sedang beruntung, Nona. Aku sedang berbaik hati malam ini.”

Lalu, Kai menoleh pada lelaki yang bersandar. “Oke, fine. Ayo kita pulang, Sehun. Aku juga sudah bosan di sini.” Lelaki itu beranjak pergi  meninggalkan Yejin dan bergabung dengan si kulit pucat yang dipanggil Sehun olehnya.

Begitu saja.

 .

Semuanya terjadi dengan begitu cepat hingga Yejin lagi-lagi hanya mampu mematung dan terpana menyaksikannya. Dua sosok itu menghilang dalam sekejap, seolah ditelan malam, dalam kepulan asap yang membumbung tinggi menyelimuti mereka.

Dan Yejin bersumpah, sebelum dua lelaki itu menghilang di antara kepulan asap itu, dia melihat Kai menoleh padanya dan menyeringai.

Detik berikutnya, gadis itu merosot lemas ke tanah. Terduduk di aspal sambil memijat pelipisnya dengan kedua tangan. Kepalanya mendadak pening bukan main. Itu tadi pasti hanya ilusi. Pasti tidak benar-benar terjadi.

Tapi tatapan mata dan seringai tadi….

 .

.

-o-

“I’ll never let you go, you’ll see”

-o-

.

.

.

.

.

.

*credit photo: from tumblr

Kutipan pembuka dan penutup aku ambil dari lirik lagu Growl milik EXO (ternyata pas sama ceritanya) hihihi.

Jadi ceritanya gara-gara liat foto di atas, aku jadi kepikiran bikin Kai jadi semacam salah satu dari Pangeran Neraka. LOL. Maafkan kerandomanku yaa xD

Tadinya mau aku bikin drabble, eh kepanjangan jadi ficlet. Hihihi. 

PS: Rambutnya Kai di sini aku bikin waktu dia masih pirang-hampir-kembaran-sewarna-sama-Sehun, bukan rambut abu-abu-serupa-abu yang sekarang xD


Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Kim Jongin, Oh Sehun


Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

Trending Articles