Missed Call
by : Cherry Hee
.
.
Apa sih makna sebuah pertemanan selain omong kosong belaka. Jongin berpikir begitu ketika tak satupun pesannya dibalas si penerima.
Tidak ada yang lebih menyebalkan dari bangun di pagi hari dan kau sadar telah meniduri lembar dikdat yang harusnya kau pelototi semalaman. Jongin ingat, tadi malam sebelum belajar ia bertanya pada Sehun halaman mana saja yang akan diujikan. Jongin sedang malas mencatat ketika gurunya sedang menjelaskan bocoran soal. Hal sepela tapi terlanjur penting karena Jongin tidak mungkin belajar diktat setebal dua ratus halaman dalam satu malam. Tapi Sehun tidak kepalang peduli. Anak itu tidak membalas bahkan membaca pesannya saja tidak.
Perkaranya berawal dari kesalahpahaman mereka kemarin. Ketika Jongin sibuk bercengkerama dengan kelompok Chanyeol, yang biasa Sehun sebut sebagai musuh bebuyutan. Bahkan sepulang sekolah Jongin menolak pulang bersama. Alasannya ia masih ada urusan dengan Chanyeol. Sejak sore itu Sehun tidak membalas semua pesannya dan mengabaikan panggilan Jongin.
Kalau dipikir-pikir Sehun seperti anak gadis saja. Tidak heran sih. Sehun anak paling muda di keluarganya. Merajuk jadi kebiasaan tiap kali permintaannya tidak dikabulkan. Tapi demi Tuhan, tidak tahukah Sehun kalau Jongin setengah mati sedang memutar otak untuk bisa melewati ujian semester ini dengan mulus.
Disamping itu, Jongin tidak menemukan alasan lain untuk Sehun marah padanya. Dia hampir tidak pernah mengabaikan Sehun. Seperti saat anak itu meneleponnya, minta jemputan karena ban sepedanya bocor. Jongin mau-mau saja meskipun ia harus melepas selimut dan menerjang hujan. Contoh kecil yang mungkin Sehun sudah lupakan.
Satu jam lagi. Jongin hanya punya waktu untuk mandi dan bersiap diri. Jongin resmi menobatkan hari itu sebagai hari tersial ketika ia harus lari-lari menembus keramaian jalan. Lalu tiba-tiba sepasang lengan terjulur melingkar lehernya. Ia ditarik paksa ke salah satu sudut lorong. Jauh dari perhatian orang-orang.
Para pelakunya adalah kelompok Chanyeol. Jongin mendengus. Dan dengusan itu diartikan “Ayo hajar aku.” Karena setelah itu suruhan Chanyeol menghajarnya. Puluhan tendangan dan kepalan tangan melayang ke arahnya. Hingga Jongin terbatuk-batuk di tanah sebelum mampu melawan. Ia memang seorang petarung. Tapi petarung mana yang menang melawan selusin anak-anak kekar. Kecuali kalau ini sebuah film atau candaan.
Rambut Jongin ditarik ke belakang. Berpasang-pasang mata memandangnya seperti ia seonggok sampah.
“Kau sudah menipu Chanyeol. Kau tahu apa yang akan menimpamu ketika kau tidak menyerahkan apa yang harusnya kau serahkan, bukan?”
Jongin merasa tenggorokannya tercekat oleh rasa sakit yang tidak tertahankan. Tapi ia berusaha menjawab dengan suara berat, “Apa aku sebegitu bodoh menyerahkan dia yang akan kalian hancurkan?”
“Kalau begitu ijinkan kami menghancurkanmu kali ini.”
Dari sudut matanya, Jongin menangkap kilatan sebilah pisau dikeluarkan dari dalam saku. Pisau lipat yang cukup tajam untuk memotong urat kehidupannya.
“Aku tidak meminta apapun. Tapi bisakah kau ijinkan aku menelepon seseorang?”
Berderailah tawa penuh ejekan. Sebagian dari mereka mencemooh, “Sudah tidak ada waktu buatmu untuk polisi datang ke sini Jongin. Lebih baik kau panggil ambulans untuk membopong mayatmu nanti.”
Sampai jawaban final akhirnya terdengar. “Baiklah.”
Jongin merogoh saku celananya. Meringis ketika kulit tangannya yang tergores menekan-nekan layar. Sambungan berhasil memanggil seseorang di seberang sana. Orang terakhir yang ingin ia telepon sebelum hari ini berakhir. Jongin tidak tahu apa yang akan terjadi padanya nanti. Tapi ia tahu apa yang ingin ia lakukan terakhir kali.
Bibir menikung miring. Suara operator mengalihkan panggilan. Seperti yang Jongin duga.
“Apa kau berharap seseorang datang menyelamatkanmu, Jongin?”
“Tidak.” Jongin mendengus. Ulu hatinya terasa ditekan-tekan. “Aku tidak berharap dia datang. Tapi aku berharap dia akan menyesal.”
Kalimat terakhir yang Jongin mampu ucapkan sebelum sebilah pisau menyelip dadanya.[]
Filed under: fan fiction, one shot Tagged: EXO album giveaway, Kim Jongin, Missed Call, Oh Sehun
