Quantcast
Channel: saladbowldetrois
Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

Starlight Stories : Let’s Stop Here – Finale

$
0
0

Previous story

I Just Wanna Stay With You (I Want to Change Something About You) | Will You Marry Me? | Please~ Stop Making Me Worried | 紀念日 – Jìniàn rì (Memorial Day) | What a day! | Long Time No See

-

Let’s Stop Here – Finale

Lots of things can be fixed. Things can be fixed but many times, relationships between people cannot be fixed, because they should not be fixed. You’re aboard a ship setting sail, and the other person has joined the inland circus, or is boarding a different ship, and you just can’t be with each other anymore. Because you shouldn’t be. – C. JoyBell C.

-

-

Malam telah sangat larut saat Ya Lun sampai di tempat di mana ia berjanji untuk bertemu Xing Ai. Ia menghembuskan nafasnya kasar saat melihat kekasihnya masih duduk di sana meski gadis itu nampak begitu lelah – lelah karena menunggu.

“Maafkan aku, tadi teman-teman sempat menahanku untuk segera pulang,” ucap Ya Lun sambil menarik sebuah kursi di hadapan Xing Ai.

Xing Ai menatapnya lalu tersenyum simpul. “Tidak apa-apa.”

Xing Ai menyesap kopinya yang telah menjadi dingin lalu kembali menatap Ya Lun sendu. “Sebenarnya aku sudah ingin pulang tadi, udara sangat dingin dan kau tidak kunjung datang tapi, aku ingat kalau aku ingin mengatakan hal yang penting padamu.”

Ya Lun menelan ludahnya, entah kenapa ia seolah mendapat firasat tidak baik perihal apa yang hendak disampaikan oleh kekasihnya itu. Ia menggenggam jemari Xing Ai, berusaha menepis kegelisahannya sendiri.

“Aku hanya ingin menegaskan bahwa jalur kita kini sudah berbeda.”

“Ai?”

“Aku hanya ingin melanjutkan hidupku dengan damai. Aku bahagia saat mendampingimu tapi, aku juga merasa sangat lelah. Aku hanya ingin istirahat.”

“Ai, kalau ini tentang aku bersama Xue Fu tadi aku bisa menceritakan semuanya padamu. Kalau ini tentang-“

“Ini bukan tentang Xue Fu jie atau wanita mana pun,” potong Xing Ai.

“Aku tahu hari ini kau bersamanya, aku tahu. Aku bahkan sempat melihat foto kalian berdua di facebook-mu tadi. Aku juga tahu dua hari lalu, saat shooting-mu selesai kau kembali berulah dengan aksi penutupanmu sendiri. Aku melihat foto-foto ciumanmu dan Xue Fu jie di mana-mana. Aku tahu kau berciuman dengan Yu Shan di MV terbarumu. Aku juga tahu kau dan Yu Shan selalu bermesraan di panggung konser Insomnia-mu. Tidak apa-apa, aku sudah kebal dengan itu semua. Aku hanya merasa, aku tidak mampu lagi bertahan di sisimu,” jelas Xing Ai, merujuk pada kebiasaan atau ritual yang kerap kali Ya Lun lakukan dengan lawan mainnya di sebuah drama yakni ciuman perpisahan serta aksi panggung Ya Lun di setiap panggung konsernya bersama salah satu rekan satu perusahaannya, Yu Shan yang merupakan personil Popu Lady.

“Ai, aku minta maaf. Memang aku yang bodoh, aku terlalu sering menyakiti hatimu.” Ya Lun menggenggam jemari Xing Ai lebih erat sambil menahan air matanya yang hendak menetes.

Xing Ai menggeleng. “Bukan salahmu, justru aku yang salah. Aku mencintaimu itu artinya aku harus bisa meenerimamu apa adanya. Menerima segala kelebihan serta kekuranganmu, termasuk semua kebiasaanmu tapi kenyataannya aku tidak atau setidaknya belum bisa.”

“Ai, aku bisa berubah.”

“Kau tidak perlu berubah, akulah yang seharusnya berubah. Aku harus belajar melapangkan hatiku untuk menerima semua tentangmu. Tapi, saat ini rasanya kita seperti berlayar dengan dua kapal yang berbeda. Aku ke utara sementara dirimu menuju selatan, aku belum bisa sepaham denganmu. Ada banyak hal tentang dirimu yang masih belum bisa aku ikuti.”

“Aku memikirkan hal ini cukup lama dan semalam aku menangis. Aku sangat merasa bersalah pada keluargamu, terlebih mama. Mungkin setelah ini aku akan meminta maaf secara langsung pada beliau, setidaknya ia bersedia menerimaku saat berkunjung suatu hari nanti. Aku minta maaf karena telah menghancurkan harapan kita selama ini tapi, percayalah aku tidak akan pernah melupakan kenangan di antara kita.”

“Aku akan selalu mendukungmu. Aku adalah fans nomor satu-mu dan akan selalu begitu.”

Xing Ai tersenyum lalu balas menggenggam jemari Ya Lun, bersamaan dengan air matanya yang menyeruak turun. “Aku akan melepasmu, bisakah kau melepasku juga, ge?”

Ya Lun tidak lagi bisa menahan air matanya, detik itu juga air matanya turun membasahi kedua pipinya. Gadis yang begitu ia cintai baru saja meminta dirinya untuk merelakan? Merelakan gadis itu?

Ya Lun tahu ia tidak bisa memaksa gadis itu untuk mengubah keputusannya, ia juga tahu jika ia tidak bisa berpura baik-baik saja tapi, berusaha tidak ada salahnya kan?

“Kau akan membiarkan aku melewati hari ulang tahunku sendirian?”

“Kita hanya tengah berlayar, tidak menutup kemungkinan untuk kembali bertemu suatu hari nanti. Masih ada satu bulan sebelum ulang tahunmu, aku harap aku sudah siap untuk kembali bertemu denganmu. Bertemu tapi tidak lagi sebagai seseorang yang memilikimu seutuhnya.”

“Ai… Aku mencintaimu.”

“Aku juga mencintaimu, ge.”

-

Happy Birthday, my A ge! I wish you love, joy, happiness, success and always having a great time with your family. I hope you’ll be exactly what you really want to be. I’m so lucky to know you, Aaron Yan and to love you, Wu Geng Lin. Aku mencintaimu! – Yours, Ai.

Ya Lun menatap layar ponselnya lalu memejamkan matanya. Setitik air jatuh dari matanya tanpa bisa ditahan. Tepat pukul dua belas malam Xing Ai mengiriminya sebuah pesan singkat. Ia tidak melewati hari ulang tahunnya sendirian, ia yakin sebelum ini Xing Ai juga menunggu pergantian waktu di rumahnya, sama seperti yang ia lakukan. Tidak, bukan yakin tapi tahu. Ya Lun tahu Xing Ai pasti melakukannya.

-

.fin.

-

Hi! Starlight Stories readers sekalian! It’s been a long time yah, sudah delapan bulan lebih sejak terakhir kali aku post cerita ini.

Kalau kalian tanya sama aku, apa Ya Lun sama Xing Ai ini putus? Entahlah~ aku juga nggak tahu. ^^v

Cerita ini aku anggap berakhir cukup sampai di sini tapi, tidak menutup kemungkinan aku akan post cerita-cerita tentang pasangan ini di kemudian hari.

Terima kasih untuk kalian semua yang pernah membaca cerita mereka dari awal, tengah atau mungkin baru saja membaca satu cerita saja. Pasangan ini memiliki kesan yang sangat dalam untukku. Cukup berat sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri cerita ini. Aku bahkan sempat menangis saat menulis cerita ini, diiringi back song Maybe You Still Love Me & Unstoppable Sun-nya Aaron Yan.

Anyway,  rindukan mereka ya~ Hehehe.

Sampai jumpa! ^^


Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Fahrenheit, Starlight Stories, Wang Xing Ai, Yan Ya Lun

Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

Trending Articles