Pacarku satu ini (dan memang punya satu, sih) wajahnya sangat manis. Tapi tingkah lakunya terkadang… yah begitulah.
Waktu itu kami sedang duduk di Burger King, dia sudah memesan paket Whopper, Jr. Dua. Satu terlalu sedikit, katanya. Kalau diprotes kenapa tidak pesan yang bukan “junior”, dia hanya memamerkan giginya yang rapi.
Waktu itu dia sedang sibuk dengan telepon selularnya dan sibuk tertawa-tawa.
“Ngapain sih, kamu?” tanyaku.
“Whatsapp-an,” jawabnya singkat.
“Oh. Sama siapa?” Aku tahu aku terdengar menggelikan karena seperti ingin tahu seluruh kegiatannya.
“Kris.”
Aku memasang muka seakan tidak percaya. ”Yang, aku tahu kamu nge-fans sama Kris si boyband apa itu? Tapi kan…” aku rasa dia mulai berkhayal tingkat tinggi.
“EXO. Boyband-nya namanya EXO.”
“Ya, itulah,” aku cuma bisa berkomentar singkat.
Dia terus menerus sibuk. Sebenarnya dia jarang sekali menggunakan ponselnya jika dia sedang bersamaku. Dan dia juga seringkali berkata kalau dia tidak suka jika sedang berdua, ada telepon genggam di antara kami.
“Kris siapa?” aku menyerah dan akhirnya bertanya.
“Bos aku,” dia menjawab sambil terus ber-haha-hihi sendirian.
Aku berpikir apakah selanjutnya aku harus cemburu atau bagaimana. Kami memang belum lama menjalin kasih, tapi cemburu karena hal tidak penting sedikit tidak asik. Yang aku tahu, dia pernah pamer kalau pria-pria yang bekerja satu kantor dengannya banyak yang tampan. Aku tidak rendah diri, tapi…
Tiba-tiba dia selesai dengan perangkatnya tersebut. Sambil menyeruput cola, dengan santai dia berucap hal, seakan tahu apa yang sedang kupikirkan.
“Bu Kris. Namanya Bu Kristanti.”
Filed under: one shot, original fiction
