Quantcast
Channel: saladbowldetrois
Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

[Ficlet] Ailurophobe

$
0
0

-

-

-

Gadis itu kembali beringsut—untuk kesekian kalinya. Kini Haejin berada di ujung sofa, duduk dengan kedua kakinya berjinjit, kepalanya sesekali menunduk ke kolong meja dengan was-was.

Shoo-shoo!

Dia berseru seraya mengibaskan tangannya beberapa kali ke arah makhluk berbulu keabuan yang sedari tadi menghimpun seluruh kewaspadaannya. Makhluk itu bergeming di tempatnya, samasekali tak mengacuhkan gestur tidak nyaman si gadis.

Sebuah desisan lolos dari bibir Haejin. Di dalam hatinya, dia mulai merapal omelan untuk tuan si bulu abu-abu itu.

“Maaf membuatmu lama menunggu. I’m not so good at cooking, you know, hehehe… Tapi sekarang semuanya sudah siap. Ayo makan!” celoteh lelaki itu penuh semangat.

Dengan apron yang masih melekat di depan tubuhnya, Luhan tergopoh membawa sepiring fetuccini bersaus tomat dan botol jus di tangannya yang lain. Haejin sebenarnya sedang menatap galak ke arahnya, namun agaknya lelaki itu tidak menyadarinya dan justru asyik menata meja makan.

“MIAUW”

Si gulungan bulu tiba-tiba bersuara, mengagetkan Haejin yang kewaspadaannya sedikit menurun akibat memperhatikan Luhan di ujung meja makan. Sontak gadis itu berjengit dan langsung menaikkan kedua kakinya ke atas sofa—duduk memeluk lutut, demi melihat si kucing yang saat itu nyaris menggelendot di kakinya, jika dia terlambat bergerak sedetik saja.

“Pichu … kau lapar juga rupanya?”

Luhan menghentikan kegiatannya, bergegas ke dapur dan kembali dengan semangkuk susu dan sebuah mangkuk lain berisi campuran ikan cincang yang aromanya cukup menggelitik hidung. Dia lalu meletakkan kedua mangkuk tadi di hadapan makhluk yang dijulukinya Pichu itu seraya mengusap lembut kepala kucing itu—sangat lembut—seolah makhluk itu adalah kepala seorang gadis yang disayanginya.

“Ayo kita makan, Noona … Kau pasti sangat lapar, kan …” Luhan berseru sambil mencuci tangannya di wastafel.

“Tidak bisakah kau singkirkan dulu makhluk penuh bulu itu dari hadapanku?”

“Eh, kenapa memangnya? Pichu tidak akan mengganggu kita, dia anak yang manis …”

“Demi Tuhan, Luhan … Apa kau sudah lupa kalau aku BENCI kucing?” Haejin berseru dengan mata melotot.

“Astaga! Maaf, Noona … Aku benar-benar lupa …”

***

(*) Ailurophobe: a person who hates or fears cats.


Filed under: fan fiction, one shot Tagged: EXO, Lu Han

Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

Trending Articles