Sebelum pindah ke Amerika, Dayoung sudah bersekolah di Seoul. Dia tidak benci sekolah. Di mana pun itu, selama dia bisa bermain, tidak ada masalah.
Eomma berdiskusi dengan appa apakah sebaiknya segera memasukkan Dayoung ke sekolah balita di Upper EastSide yang letaknya tidak jauh dari apartemen mereka. Appa setuju. Bagus bagi Dayoung untuk segera bersosialisasi sehingga tidak suka menang sendiri. Lebih bagus lagi, karena Lauren juga bersekolah di sana. Dan juga karena Lauren yang meminta Dayoung bersekolah di tempat yang sama.
Pagi itu mereka sudah siap berangkat. Tapi kemudian Dayoung merengek. Eomma sudah khawatir dia tidak mau sekolah. Ternyata Dayoung hanya ingin ke kamar kecil terlebih dahulu. Lauren sudah datang dengan mommy-nya. Lalu dengan kilat, Dayoung selesai dengan hajatnya.
Eomma dan Mommy Lauren mengantarkan mereka berdua. Tak lupa memberi semangat dan kecupan sayang. Tapi Dayoung terus memberengut sejak mereka keluar rumah.
Lauren menggandeng erat tangan Dayoung sampai mereka masuk ke dalam kelas. Dayoung memperhatikan kelasnya. Besar.
“Dayoungie, itu Leo,” bisik Lauren.
Dayoung diam. Lauren bilang Leo seram dan nakal. Lauren bahkan menyuruh Dayoung untuk menakut-nakuti Leo dengan sipipipi. Sebenarnya Dayoung juga tidak mengerti apa yang seram dari hal itu. Toh dia hanya berkata hal yang pasti.
“Loreeeeeeeeennn!” teriak Leo sambil berlari mengampiri mereka.
Dayoung tidak melihat apa yang membuat Leo menyeramkan. Dayoung masih terus diam. Lauren mundur ke belakang satu langkah dan mendorong Dayoung ke depannya. Leo tepat di depan wajah Dayoung. Pandangan mereka bertemu. Satu detik. Dua detik. Sepuluh detik. Mereka masih bertatapan. Kemudian Leo melengos pergi. Begitu saja!
Dayoung tidak mengerti kenapa Leo tiba-tiba pergi. Lauren yang melongok melihat Dayoung kemudian bertanya “Dayoungie? Leo pergi. Dayoungie tahu kenapa?”
Dayoung terus diam. Dia hanya menggaruk-garukkan kepala. Lauren kemudian tersenyum sambil menggandeng tangan kanan Dayoung. Sementara tangan kiri Dayoung sibuk memegang rok bagian belakangnya. Sedari tadi dia tidak nyaman. Celananya terselip sejak keluar kamar mandi.
-
-
-
-
====
Suwer, Dayoung nggak seram kok!
Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Dayoungie Story, Lauren Lunde, Leo Recipon, Yoon Dayoung
