Mommy selalu masak di rumah, sesibuk apapun dia.
Tiap pagi sebelum daddy berangkat kerja, maupun sebelum Lauren berangkat sekolah, mommy selalu menyempatkan diri untuk memasak sarapan untuk mereka—sesederhana apapun menunya.
Tiap malam juga begitu. Kadang kalau sedang sibuk sekali dengan pekerjaan rumahnya, mommy akan meminta layanan pesan antar dari restoran tak jauh dari rumah. Tapi bila sempat, mommy akan memasak makan malam untuk Lauren dan daddy.
Lauren suka bila mommy memasak. Lauren suka pancake buatan mommy, juga casserole-nya, steak daging-nya, lasagna-nya, pokoknya semuanya deh.
Bila mommy sedang memasak, Lauren akan duduk di meja dapur, menunggui. Dia akan duduk manis di kursinya sambil bercerita tentang apa yang dilakukannya seharian itu di sekolah, atau apa saja yang dia lakukan selama bermain dengan Dayoungie, dengan teman-temannya yang lain, atau bersama Lulu dan Krystal.
Malam ini Lauren tidak hanya menonton mommy memasak.
Daddy minta mommy untuk membuatkannya menu masakan Korea, jadi mommy akan membuat sup kimchi dan ddeokbokki. Mommy memperbolehkan Lauren ikut membantu memotong tofu, jeli biji pohon ek dan juga keju dengan pisau mainannya.
Lauren sangat senang. Dia membantu mommy dengan bersemangat!
“Honey, kau lihat laptopku?” daddy muncul ke dapur dan bertanya pada mommy.
Mommy menggeleng, “Umm, tadi ada di sofa, kan?”
“Uh, yeah. Seharusnya. Tapi tidak ada di sana, aku lupa menaruhnya di mana.”
Lauren melambaikan tangannya pada daddy, meminta perhatian. Lauren ingin daddy lihat bahwa dia kini sedang ikut mommy memasak.
“Daddy, look! Lauren membantu mommy buat makan malam.” Lauren berseru.
“Wow. Lauren luar biasa. Buat yang enak, ya!”
“Oke, Daddy!”
Lauren melanjutkan pekerjaannya, memotong tofu kecil-kecil berbentuk dadu seperti yang mommy beritahu tadi. Daddy mengangkat kedua ibu jarinya pada Lauren sebelum melangkah pergi dari dapur.
Tapi tidak sampai dua detik kemudian daddy kembali dengan cepat. Lauren mengangkat kepalanya heran saat mendengar daddy memekik.
“Oh my God, Lauren!”
Lauren menatap daddy. Dua alisnya terangkat.
Daddy menaruh dua tangannya di kepala, matanya membelalak lebar seperti orang yang syok.
“Oh my God, Lauren! Itu laptop daddy!” teriak daddy seraya menunjuk ke atas meja.
.
.
.
...… …
Lauren memakai laptop daddy untuk talenan.
* * *
==============================
Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Lauren Lunde, Lauren's Diary