Ia tahu, rumah laki-laki itu hanya berjarak beberapa langkah dari rumahnya. Tapi hanya satu kali mata mereka bertatap bertemu. Kala itu ia sedang melenggang santai sementara laki-laki itu berlari, terburu-buru waktu. Segala keacuhan mengisyaratkan mereka tak saling mengenal diri.
Hingga suatu hari, keduanya berdiri di pinggir jalan. Menunggu bus umum yang tak kunjung datang. Ia mencoba tersenyum, sang laki-laki membalas dan berkata, “Kamu, yang suka nyanyi-nyanyi itu, kan?”.
-o-
Umakhelwane : Neighbour
Pic from here
Filed under: one shot, original fiction
