Quantcast
Channel: saladbowldetrois
Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

[Ficlet] Jangan Dilipat #2

$
0
0

­­­

buku

-Sesudah ini

Yang kuingat, dulu dia pernah menjotos temanku karena temanku itu iseng berkata kalau aku gendut. Saat itu aku bingung harus malu atau kesal karena perbuatannya yang sangat kekanakan. Oh tapi dulu itu kami memang masih anak-anak, usiaku baru tujuh dan dia baru sembilan.

Yang kuingat, dia pernah meninggalkanku sendiri di restoran. Padahal aku sudah berlari mengejar bus, berbau asap knalpot, sempat pergi ke ATM demi punya uang untuk membayar ojek. Oh tapi itu karena sebelumnya dia sudah menunggu satu jam dan aku tidak kunjung datang.

Jadi, aku melipat bukunya.

Aku sudah berusaha meletakkan pembatas buku di sampingku tapi kemarin malam aku sudah terlalu mengantuk dan tidak kuat mengambil pembatas buku.

Ketika aku menyerahkan kembali bukunya, dia mengecek dengan teliti. Aku sudah membayangkan dia akan benar meminta putus. Walaupun cukup menyebalkan, toh aku sangat suka padanya (karena berkata cinta sedikit agak memalukan).

Dia sepertinya sadar dan menghela napas panjang.

“Aku mau ke toilet.” Katanya kemudian.

Kafe ramai itu tiba-tiba memutar lagu lawas Selepas Kau Pergi milik La Luna. Sialan.

Dia kembali dari toilet.

“Yuk, kita nonton.” Katanya.

“Eh?” aku membelalakkan mata tak percaya.

“Anggap saja ini jawaban nomor dua atas pertanyaanmu waktu itu.”


Filed under: one shot, original fiction

Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

Trending Articles