-
“Tidak selalu superhero itu memiliki kekuatan hebat dan kostum yang keren…”
-
“Iron man…. Nah selesai!”
Key mematikan ponselnya setelah puas dengan catatan superhero yang baru-baru ini menjadi idolanya setelah menonton film tentang superhero. Sambil berjalan melintasi parkiran mobil di kampusnya, Key menelaah kembali catatan superhero yang baru saja dia selesaikan.
“Kenapa superhero yang wanita sedikit? Ah, sudahlah.” Key bergumam sendiri.
Key melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti, menuju parkiran di mana mobil kesayangannya ‘diam’ di sana. Dia menghentikan gerakannya ketika melihat seorang gadis yang sedang ditarik ke dalam sebuah mobil. Key menyipitkan matanya, berusaha melihat lebih jelas siapa yang ditarik dan siapa yang menarik. Dia tidak mengenal gadis yang ditarik, tapi dia tahu siapa yang menarik gadis itu.
Sebenarnya Key tidak suka ikut campur urusan orang lain, dan dia tidak suka berurusan dengan lelaki yang menarik gadis yang—sepertinya—lebih muda darinya. Tapi Key tidak punya pilihan, dia adalah lelaki, dan dia melihat kejadian itu. Menonton saja bukan pilihan yang tepat. Dia hendak membantu gadis itu, tetapi gadis itu telah menghajar lelaki yang menariknya tanpa ampun. Key terpana melihatnya, dia bahkan sangat yakin kalau bukan pemegang sabuk hitam bela diri, pasti sangat sulit menghajar orang yang—konon—memiliki kekuatan hebat.
“Siapa dia?”
“I wanna be your superhero.”
Kalimat itu selalu Key ucapkan ketika melihat atau mendengar berita tentang seorang gadis yang—paling tidak—dalam seminggu terdapat kabar bahwa gadis itu menghajar geng motor yang menghalangi jalannya saat pulang. Gadis itu mendapatkan julukan “Hero” karena kehebatannya. Dari isu yang Key dengar, gadis itu pernah memenangkan kejuaraan bela diri tingkat provinsi.
Semenjak kejadian ketika dia tidak sengaja melihat gadis itu nyaris diculik, Key selalu memperhatikan gadis itu dari jauh, terlalu takut untuk mendekat. Bukan takut karena gadis itu lebih kuat darinya, hanya saja dia terlalu tidak punya nyali, itu saja.
Sedangkan Key hanya mengandalkan kekuataan seorang lelaki yang biasa dimiliki oleh lelaki lain. Walaupun terkadang ‘kekuatan’nya itu sering diragukan karena penampilannya yang cenderung ‘cantik’. Parahnya, nyali saja dia tidak punya, apalagi lebih kuat dari gadis itu? Tidak mungkin Key berlindung di balik gadisnya.
Kim Kibum hanyalah seorang lelaki pecinta fashion yang jatuh cinta pada gadis yang luar biasa.
Pada dasarnya, pahlawan super juga manusia yang tidak sempurna. And all heroes have weakness.
Hari itu, Key berjalan santai melewati barisan buku, mencari bahan mata kuliahnya saat menemukan Neora—gadis itu—sedang berjinjit, berusaha mengambil buku yang berada di rak kedua tertinggi. Tanpa Key sadari, kakinya melangkah mendekati gadis itu. Dia tersenyum kecil melihat Neora yang sedang meniup poninya karena tidak berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Perlu bantuan?” kata itu berlalu begitu saja. Neora menoleh dan menatap Key seperti baru saja bertemu dengan malaikat yang jatuh dari surga,
“Sangat!” kata Neora semangat. “Buku yang itu…. Bisa tolong ambilkan?”
Walaupun Key bukan termasuk kedalam barisan “lelaki berkaki panjang” tapi dengan mudah dia mengambil buku itu dan melemparnya pada Neora.
“Gomawoyo… tinggi badanku ini memang menyusahkan,” kata Neora sambil menunjukkan senyum termanisnya. Tinggi gadis itu memang kurang dari rata-rata teman-temannya, hanya 160 cm. Tidak lebih, tidak kurang.
“Tidak masalah….” Key menjawab dengan santai.
“Ah, siapa namamu?” tanya Neora penasaran.
“Kim Kibum.” Neora terdiam, terlihat berpikir.
“Kau sunbae yang memliki selera fashion yang luar biasa itu, bukan? Wah!! Senang bertemu denganmu, aku Moon Neora.” Lagi-lagi, Neora tersenyum.
Key membalas senyum Neora singkat, sementara Neora merasa sudah cukup basa-basi yang agak canggung itu. Pertemuan pertama yang terkesan singkat itu dia akhiri dengan berpamitan lalu meninggalkan Key yang masih terdiam di tempatnya.
Key melihat kembali catatan superhero yang dia miliki dengan kelemahan-kelemahannya. Dia mengetik kelemahan pada kolom ‘Moon Neora’, lalu mematikan ponselnya. Dia memang memasukkan nama Neora di catatan superhero-nya, karena Neora memang seperti superhero.
Dari semua film superhero, film yang paling membekas bagi Key adalah Spiderman karena hanya Spiderman yang dapat memanjat gedung dengan tangan kosong. Dan Key pernah melihat Spiderman versi wanita beberapa waktu yang lalu.
“Hey Moon Neoung!! Tolong kami!” Neora menoleh saat panggilan ajaib itu mengusik telinganya. Mau tidak mau dia menghampiri sekelompok gadis yang melambaikan tangan ke arahnya.
“Apa?” tanyanya tanpa basa-basi.
“Anak burung ini terjatuh dari sarangnya…” kata gadis-gadis yang memakai rok terlalu pendek hingga terkadang memperlihatkan pakaian dalam mereka.
“Baiklah, mana sarangnya?” tanya Neora sambil menjatuhkan tasnya dan mengambil burung kecil yang belum bisa terbang. Salah seorang gadis menunjuk pohon yang cukup tinggi, dengan ranting yang berbahaya.
Neora menghela napas sesaat lalu meloncat naik, memanjat seperti Spiderman hingga sampai di sarang burung dan menaruh burung kecil itu di tempatnya semula. Neora tersenyum kecil sebelum berusaha turun. Dia hanya membutuhkan waktu kurang dari semenit untuk naik dan berharap dia dapat turun dengan waktu yang sama walaupun turun lebih sulit daripada naik.
Selang beberapa saat setelah Neora memanjat pohon, Key berjalan dengan sedikit tergesa, melintasi taman kampusnya untuk kembali ke kelas sebelumnya. Buku sketsanya ketinggalan dan itu bertanda buruk baginya kalau sampai buku itu jatuh ke tangan orang lain. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis yang selalu menarik perhatiannya sedang memanjat pohon paling berbahaya untuk dipanjat.
“Neoung awas!” seseorang berteriak panik. Terlambat, dahan tempat Neora berpijak patah. Neora memejamkan matanya, berdoa supaya tidak terjadi apa-apa dengannya saat dicium oleh tanah nanti. Tapi bukannya merasakan sakit, Neora malah mendengar keluhan pelan.
Neora membuka matanya perlahan dan terksiap, “Sunbaenim….”
Dia ada didalam gendongan Key yang dia yakini telah menangkapnya saat terjatuh tadi. Key menatap Neora kesal
“Kau! Dahan pohon kesemek adalah pohon yang paling rapuh! Jangan sekali-kali menaiki pohon kesemek! Kau tidak tahu apa?” Key berteriak kesal. Neora menunduk—terlihat—bersalah.
“Kupikir Sunbae tidak sekuat itu…” kata Neora yang membuat Key heran.
“Apa?”
“Tapi ternyata Sunbae kuat menangkapku…” katanya lagi, lalu tertawa. Key menghela napas berlebihan, tidak heran mengapa Neora menganggapnya tidak sekuat itu “Maaf dan terima kasih.”
Selama ini, superhero tidak selalu datang dari kalangan wanita, hingga akhirnya ada seorang wanita yang menjadi superhero. Her name is Wonder Woman.
Key menikmati musik yang dia dengar sambil bersenandung pelan. Dia melihat Neora yang melintas bersama teman-temannya sambil tertawa-tawa. Reflek, matanya mengikuti sosok gadis itu. Key mengalihkan tatapannya saat gadis itu sudah jauh. Sudah dua hari dia tidak bertemu Neora, dia bahkan tidak mendengar kabar bahwa gadis itu menghajar orang lagi.
Key melihat jam tangannya dan mulai beranjak dari tempatnya duduk. Dia harus segera pergi sebelum ketinggalan teman-temannya yang sudah memesan tiket untuk menonton film superhero lain yang baru saja diputar di bioskop.
Neora, gadis itu, lagi-lagi menghentikan langkah Key. Sebuah pot tanaman jatuh tepat di atas teman Neora dan dengan bodohnya, gadis itu meninju pot tersebut sebelum mengenai kepala temannya, bukan menendang, tapi meninju sampai hancur. Key berlari menghampiri Neora.
“Hey, kau tak apa?” tanya Key sambil menarik tangan Neora. Gadis itu masih belum sadar dari perbuatannya yang menyebabkan tangannya berlumuran darah.
“Sunbae…”
“Gadis bodoh! Lihat tanganmu!” Neora mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar teriakan Key yang memekakan telinga.
“Kau benar-benar seperti Wonder Woman, Neora-ya!” Key menatap tajam kepada teman Neora. Gadis itu terdiam seketika itu juga.
“Demi Tuhan dia terluka! Kau masih bisa memujinya dengan omong kosong itu?” kata Key geram. “Ikut aku.” Key menarik Neora pergi dari kerumunan orang yang menatap mereka seperti tontonan yang sangat menarik.
Kalau biasanya superhero memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, ada seseorang yang menjadi superhero karena kejeniusannya. He is the Iron Man.
“Key!!” suara itu membuat Key yang hendak masuk ke dalam mobilnya pun menoleh. Minho—teman Key—melambai ke arahnya lalu menunjuk mobilnya. Key menghampiri Minho yang terlihat panik.
“Ada apa?” tanya Key tanpa basa-basi. Dia tidak suka basa-basi.
“Bisa kau bantu aku? Sulit sekali mengganti ban mobil sendirian.” Minho tersenyum memohon. Key berdecak lalu menjatuhkan tasnya dan mengambil perkakas di tanah. Minho dengan semangat mengganti ban mobilnya, tidak memedulikan bibir Key yang mengerucut kesal.
“Kudengar, kau memiliki hubungan dengan Neoung?” tanya Minho membuka percakapan di antara mereka.
“Apa?” Key mendengus lalu tertawa mengejek, “Hebat sekali kalau sampai begitu.”
Minho tertawa, dia menganggap bahwa perkataan Key tadi adalah ejekan semata.
“Oh ayolah, aku juga melihatnya kemarin.” Minho semakin memojokkan Key.
“Hahaha, tidak… kami tidak sejauh itu, Choi Minho,” kata Key sambil melempar lap tangan kepada Minho yang sudah selesai membetulkan ban mobilnya. Minho hanya mengedikkan bahunya lalu menunjuk belakang Key dengan dagunya.
Key memutar tubuhnya dan mendapati Neora yang sedang berlari-lari ke arah mereka sambil memeluk laptop dan tersenyum senang.
“Key sunbaenim!!” Minho menepuk pundak Key,
“Tidak sedekat itu, eh?” Key melirik Minho tajam.
Neora berhenti tepat di depan Key dengan napas terengah.
“Ada apa?” tanya Key.
“Ini…” Neora menyerahkan laptopnya kepada Key. Key mengambilnya dan menatap Neora dengan pandangan bertanya, “Bantu aku membetulkannya, laptopku error.”
Minho dan Key seketika terpana. Key sendiri tidak menyangka bahwa gadis itu menghampiri dirinya hanya untuk membetulkan laptop, dan Key bukanlah tukang reparasi barang elektronik.
“Kumohon Sunbae, aku tidak punya teman yang bisa membetulkannya, semua dataku ada disana, kalau hilang… matilah aku!” kata Neora bergedik ngeri membayangkan dirinya yang akan berakhir karena laptop.
“Moon Neora, aku bukan tempat reparasi.” Key menjawab dengan sangat datar. Di sisi lain, Neora menatap Key dengan penuh harap.
“Bantulah dia, bukankah kau memang bisa?” tanya Minho pelan. Key mendelik ke arah Minho lalu mendesah panjang.
“Baiklah, baiklah.” Key akhirnya menyerah. Dia duduk di trotoar dan mengutak-atik laptop Neora, sementara Neora memperhatikan Key dengan serius walaupun dia tidak mengerti apa yang Key lakukan. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk membetulkannya, Neora berteriak senang saat melihat laptopnya yang kembali seperti semula.
“Terima kasih Sunbae!! Kau hebat seperti Iron Man!!”
Key tertawa mendengarnya, membetulkan laptop bukanlah pekerjaan seorang Iron Man, bukan?
Ketika film bertema superhero ditayangkan, sebagian besar anak kecil memakai kostum yang sama dengan para superhero itu. They called it, The Superheroes Costume.
Sepanjang hari itu Key mengutuk keputusan panitia homecoming1 yang selalu diadakan setiap tahunnya dan sebagai penutup acara homecoming adalah prom2 yang digabungkan dengan Dress-up Day3. Tema tahun ini adalah superhero yang berarti saat acara prom nanti semua orang baik itu mahasiswa atau mahasiswi bahkan dosen harus memakai baju superhero. Dan menurut Key, ide itu sangat kekanak-kanakan walaupun dia sendiri sedang tergila-gila pada superhero.
“Key! Kau sudah memutuskan baju apa yang akan kau pakai?” kata Jonghyun, teman sekelas Key. Key menggeleng dengan tatapannya yang datar.
“Kupikir kau sudah menemukan kostum… ada rekomendasi untukku?” Jonghyun menunjuk dirinya sendiri. Key memperhatikan Jonghyun dari atas sampai bawah.
“Hulk!” kata Key sambil tertawa.
“Yak! Aku serius!”
“Aku juga!” kata Key lalu meninggalkan kelas. Dia sama sekali tidak memiliki ide dengan kostum yang akan dia pakai. Dia bahkan sudah mengurungkan niatnya untuk datang ke prom.
Key memilih kantin untuk tempat bersantainya, dan dewi fortuna sedang berada di pihaknya saat melihat Neora dengan ekspresi bingung dan dikelilingi teman-temannya.
“Sudahlah, Neora! Kubilang kau pakai saja kostum Wonder Woman!” Key mendengar salah satu teman Neora berkomentar.
“Tidak mau! Lagipula aku tidak punya pasangan untuk datang!” balas Neora sengit. Key tersenyum singkat saat menemukan ‘teman senasib’ dengannya.
Key masih terfokus pada buku sketsanya saat tiba-tiba seseorang menarik tangan Key.
“Sunbaenim! Menurutmu kostum apa yang pantas untuk Neora? Kau kan pecinta fashion terbaik di tiga angkatan.” Key menatap teman Neora tidak suka, tetapi teman Neora tidak menghiraukannya.
Key mengalihkan pandangannya lalu menatap Neora yang terlihat kesal. Key menarik tangannya dan menutup buku sketsanya.
“Tidak tahu!” kata Key ketus.
“Kau tidak datang ke prom?” tanya Neora saat melihat Key yang beranjak.
“Sepertinya.” Key membalas singkat sambil mengedikkan bahu.
“Bagus!” Neora melepaskan diri dari teman-temannya dan menarik Key keluar dari kantin. Key hanya mengikuti Neora yang—berusaha—menariknya entah kemana. Neora menghentikkan langkahnya di koridor yang cukup sepi.
“Sunbae, kau serius tidak ikut?” kata Neora. Key mengangguk sambil menatap Neora heran. Neora meniup poninya, bola matanya melihat ke atas. “Padahal aku ingin mengajakmu pergi bersama.” Neora bergumam tidak jelas.
“Apa?” entah sudah berapa kali Key mengatakan kata itu karena seorang Moon Neora.
“Apa alasan Sunbae tidak ikut penutupan homecoming tahun ini?” tanya Neora penuh harap. Key terdiam, menatap Neora sambil berpikir, apakah dia perlu memberitahu alasannya kepada gadis di hadapannya itu? Lagipula gadis itu tidak menghiraukan pertanyaannya tadi.
“Aku… tidak tahu kostum apa yang harus kukenakan, tidak ada yang cocok denganku.” Key menjawab seadanya, dan menurutnya itu adalah jawaban yang paling jujur untuk orang lain.
Neora mengangguk-anggukkan kepalanya dengan senyum yang merekah di bibirnya. Seperti baru saja menemukan setumpuk daging sapi gratis hanya untuk dirinya. Key memperhatikan gadis itu yang tampak menimang-nimang sesuatu,
“Sunbae, aku akan memilihkan kostum yang cocok untukmu asalkan kau mau datang denganku.”
Key tidak pernah menonton film tentang pestanya para superhero dimana seluruh figur orang-orang berkekuatan luar biasa itu berkumpul. Kalau ada, maka nama yang tepat adalah Superheroes party.
Dia benar-benar tidak yakin dengan penampilannya malam ini. Baru pertama kali Key meragukan selera fashion-nya sendiri. Dia memakai baju yang menurutnya fashion terbaik saat ini karena Neora-lah yang memintanya. Dia sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran Neora yang menyuruhnya berdandan apa adanya.
Satu hal lagi yang menurutnya aneh, dia menunggu Neora di rumahnya, bukan di depan rumah Neora seperti pasangan-pasangan yang datang ke prom lainnya. Neora berjanji bahwa dia lah yang akan menjemput Key.
Suara klakson mobil menyadarkan Key dari lamunannya. Dia mematut dirinya sekali lagi dan bergegas keluar. Dilihatnya Neora yang melambai dari mobilnya.
“Sunbae! Naiklah! Maaf, mobilku tidak sekeren mobil Batman, hehe.” Senyum ramah itu kembali menyambut Key. Key menunjukkan senyum terbaiknya dan masuk ke dalam mobil Neora.
Neora melajukkan mobilnya, tujuan mereka adalah acara terakhir sebagai penutup homecoming universitas mereka. Tanpa Key sadari, dia menatap penampilan Neora dari ujung rambut sampai ujung kaki. Penampilannya rapi, dengan dress sederhana, sepatu flat dan rambut yang diikat menjadi satu seperti ekor kuda.
Key benar-benar tidak mengerti dengan seorang Moon Neora.
Sudah menjadi hal yang biasa bahwa di gerbang menuju gedung terdapat karpet merah dimana para tamu akan difoto dan ditanyai oleh tim buletin kampus untuk dijadikan headline mereka di edisi majalah selanjutnya.
Neora menggandeng tangan Key dan berpose saat kamera memotret mereka. Key merasa senang, panik, dan gugup di saat yang bersamaan. Senang dapat datang bersama Neora, panik dengan pertanyaan atas kostumnya, dan gugup karena harus bersanding dengan Neora.
“Wow~ Moon Neoung datang dengan Kim Kibum!” seorang anggota majalah kampus mulai mengomentari mereka, “Katakan pada kami, kalian menggunakan kostum yang jauh dari kata ‘superhero’ bisa tolong jelaskan?”
Key terpaku, tidak dapat menjawab. Tangan Neora sedikit memberi tekanan pada lengan Key, menadakan dialah yang akan menjawabnya.
“Bukankah aku seorang ‘hero’? Untuk apa aku menggunakan kostum superhero lainnya? Aku bukan Spiderman atau Wonder Woman atau Batman apalagi Iron Man, aku sangat payah dalam hal elektronik, haha…. Aku hanyalah seorang Moon Neoung, hero bagi kampus ini.” Neora berujar dengan penuh percaya diri.
“Dan soal Key sunbae…” Neora melirik Key sekilas, “Mungkin bagi semua orang Key sunbae bukanlah siapa-siapa. Tapi bagiku, dia adalah superhero…. superhero dari seorang Moon Neora. Dia selalu ada di saat sang ‘hero’ sedang tak berdaya.”
Neora tertawa singkat. “Bukankah seseorang yang menolong ‘hero’ adalah ‘superhero’? Key sunbae adalah orangnya.”
.
- END -
1. Homecoming adalah sebuah tradisi untuk menyambut para alumni sekolah atau universitas. Terdiri dari beberapa sub acara seperti lomba olahraga, pameran kebudayaan, atau parade.
2. Prom adalah sebuah pesta dansa yang bisa informal maupun formal.
3. Dress-up days adalah kegiatan di mana para siswa dan siswi memakai baju yang temanya sudah ditentukan.
Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Kim Kibum
