Quantcast
Channel: saladbowldetrois
Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

[Drabble] Ego

$
0
0

ego

 

-Tidak ada yang bisa diambil dari sejumput rasa ego selain setumpuk rasa sakit yang datang kemudian-

————-oo000oo—————

Kyuhyun masih disana. Tersudut di sebuah kedai kopi sambil menyesap kopi pekat dari cangkir di tangannya. Ia masih menunggu.

Sekali lagi disesapnya cairan hitam pekat itu.

Pahit.

Begitulah indera pengecapnya menginterpretasi rasa yang menghampiri papila-papila di lidahnya. Namun ia sama sekali tidak menyesali keputusannya untuk mengacuhkan dua balokan gula serupa dadu dalam piringan kecil di mejanya begitu saja.

Jauh sebelum langkahnya mencapai pintu kedai itu, ia telah membuat keputusan final dalam kepalanya untuk tidak mencecap rasa manis apapun dalam kopinya kali ini.

Ia ingin rasa pahit itu menari dan berdansa bersama rasa sakit yang menghujam dadanya. Ia ingin rasa pahit itu menyamarkan rasa sesak yang membuatnya begitu sulit untuk bernafas.

Ketika akhirnya akhirnya penantiannya diakhiri dengan kedatangan seorang gadis yang sejak tadi dinanti-nanti, lelaki itu memilih untuk hanya mendongak sejenak dan memaksakan sebuah senyuman kecil.

“Duduklah.” katanya. Lalu untuk kesekian kalinya ia kembali terpekur menatap cangkirnya.

Sama halnya dengan Kyuhyun, di depannya Song Yoo Rin juga menekurkan kepala. Berkali-kali mendesah berat sebelum mulai berbicara. “Maafkan aku…” gumam gadis itu.

“Apa kesalahanku benar-benar tak termaafkan?”cicit gadis itu lagi. Kali ini setengah mengiba. Getar dalam suaranya sama sekali tak dapat ditutup-tutupi.

Kyuhyun akhirnya mengangkat kepalanya. Alih-alih menatap wajah gadis di depannya, ia justru membuang pandangan ke jalanan lengang di seberang, menembus kaca kedai yang berembun.

“Tidak ada kesalahan yang tidak termaafkan,” Kyuhyun memberi jeda, “… hanya saja kali ini kau telah melukai harga diriku.”

Seketika itu isak Song Yoo Rin tak tertahan lagi. Tangisnya pecah dan menghancurkan senyap di kedai kecil itu.

Mematikan rasa peduli dalam dirinya, Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya. “Pergilah bersama Hyukjae, aku tak akan pernah bisa menerima kembali seseorang yang telah mengkhianatiku.”

Begitu saja. Dan lelaki itu mulai melangkah pergi…

“Apa kau sudah tak mencintaiku lagi, Kyu?”

Pertanyaan Yoo Rin membuatnya terhenti sejenak. Ia tertegun dan tenggelam dalam perang batin yang ia ciptakan sendiri.

Tentu saja ia masih mencintai Song Yoo Rin.

Sangat.

Tapi gadis itu telah menyakitinya. Menginjak-injak apa yang disebutnya sebagai harga diri. Meluluh lantakkan kepercayaan yang ia berikan dengan sepenuh hati.

Gadis itu mendua di belakangnya.

Namun, di balik semua itu, ia tetap masih mencintai Song Yoo Rin. Hanya saja ia tidak bisa melupakan semuanya dengan mudah. Ada tembok penghalang yang membuatanya menutup telinga terhadap ratapan Yoo Rin yang tengah meminta maafnya. Ada bendungan yang menahan rasa ibanya hingga ia membutakan diri terhadap tangis Yoo Rin untuknya.

Kyuhyun menyebutnya sebagai… ego.

Dan pada akhirnya ia memilih untuk terluka dengan memenangkan egonya.

Jadi jika ditanya apa ia masih mencintai Song Yoo Rin?

Jawabannya… masih.

Akan tetapi ego mengajarkan bahasa lain untuk terucap lewat bibirnya.

“Tidak.” tukas lelaki itu.

Kemudian ia kembali meneruskan langkah. Lelaki itu mematikan segala rasa terhadap tangis gadis yang masih tertinggal di kedai itu. Gadis yang masih dicintainya.

Rasa pahit kopi itu masih terasa di pangkal lidahnya. Sepahit kenyataan yang telah dijejalkan oleh ajaran sesat bernama ego di dalam kepalanya.

-fin-


Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Super Junior

Viewing all articles
Browse latest Browse all 585

Trending Articles