Fandom : ViViD
Cast : Reno, Shin
Disclaimer : ViViD and its members belong to PS Company (and me)
Language : Bahasa Indonesia
Author’s Note : Author tiba-tiba saja merasa khawatir pada ViViD sejak Shin punya banyak kesibukan di luar ViViD. Dan semoga kekhawatiran ini tidak jadi kenyataan. Karena saya sudah kadung jatuh cinta pada musik, lagu, lirik, dan karakter member ViViD.
Happy reading. Need comments, critics, and review.
Summary : “Tolong hentikan aku.”
Hun? Jam berapa ini?
Kubuka mataku dan kutemukan diriku masih duduk di kursi makan dengan gitar akustik di pangkuan, satu kaki di atas kaki yang lain, dan kepala bersandar pasrah di punggung kursi. Aku ketiduran. Lagi.
Kuraih smartphone-ku yang kuletakkan di meja makan. Mengintip jam: pukul 2 dini hari. Rupanya sudah satu jam aku tertidur.
Hmm… tunggu. Ada email masuk. Dari Shin. Dua puluh tujuh menit yang lalu.
From : シン (Shin)
To : 零乃 (Reno)
“Tolong hentikan aku.”
Huh? Apa maksudnya?
From : 零乃
To : シン
“Hentikan apa? Memangnya kau sedang apa?”
Aku masih menatap layar smartphone-ku selama semenit, menanti jawaban. Lalu baru sadar kalau ini masih terlalu pagi. Mungkin Shin tertidur waktu menunggu jawaban dariku. Dan dia tipe yang sering kesal kalau tidurnya terganggu.
Aku berdiri. Menaruh gitar di atas meja, menggeliat meregangkan tubuh. Tidur di kursi itu membuat seluruh badan kaku.
Haus.
Aku baru berbalik ketika smartphone-ku bergetar. Ada balasan dari Shin.
From : シン
To : 零乃
“Berkembang seorang diri. Aku ini vokalis ViViD kan?”
Huh? Anak ini kenapa sih?
From : 零乃
To : シン
“Tentu saja kau ini vokalis ViVD. Memangnya ada apa sih?”
From : シン
To : 零乃
“Pokoknya hentikan aku. Sebelum semuanya terlambat.”
From : 零乃
To : シン
“Tunggu sebentar, Shin. Aku harus menghentikanmu dari apa? Dan apa yang akan terlambat?”
Semenit aku berdiri kaku di antara meja makan dan dapur, memegangi smartphone dengan kedua tangan, menatap layarnya dengan kerut di dahi. Dan tetap seperti itu sampai lima menit berikutnya. Tak ada balasan dari Shin.
Hum. Mungkin dia sedang mabuk, walaupun Shin bukan tipe yang suka minum minuman beralkohol.
Mengangkat bahu, kutaruh smartphone di saku celana lalu meneruskan niatku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Hmm… bir dingin sepertinya enak di malam yang panas ini…
Aku sudah membuka pintu kulkas dan tanganku sudah hampir menyentuh satu krat bir dingin saat sesuatu melintas di kepalaku.
Tunggu…
Apakah yang dimaksud Shin itu…
November nanti dia akan tampil dalam butai Onikirihime sebagai male main cast. Setelah itu, kalau butai itu sukses, kalau Shin berhasil memukau semua penonton, mungkin saja dia akan dikontrak main butai lagi…
Tidak bisa begitu.
Bukannya aku tidak ingin butai-nya sukses… Tentu saja aku ingin. Dan bukannya aku tidak ingin dia terus berkembang… Dia sangat berbakat, dalam banyak hal. Terutama jika dibandingkan dengan member yang lain, termasuk aku.
Baru kusadari, bahkan sejak ViViD mulai dikenal publik, Shin selalu dapat sorotan paling banyak. Kupikir itu hal yang wajar karena dia vokalis. Dan vokalis adalah frontman, wajah dari sebuah band. Kalau dia semakin populer, begitu juga band-nya. Dan dia memang pantas mendapatkannya.
Tapi…
Ada getaran di saku celanaku. Kuraih smartphone-ku. Ada balasan dari Shin.
From : シン
To : 零乃
“Aku ingin menjadi besar bersama ViViD.”
From : 零乃
To : シン
“Bagiku tidak masalah kalau kau berkembang lebih dulu. Pada akhirnya kau akan kembali pada ViViD. Karena kau vokalis ViViD. Karena kau milik kami.”
From : シン
To : 零乃
“Tidak, Reno, kau harus menghentikan aku. Sebelum aku terlalu asyik dengan diriku sendiri. Sebelum aku jadi tidak terhentikan. Hentikan aku.”
From : 零乃
To : シン
“Bagaimana caranya?”
From : シン
To : 零乃
“Kau pasti bisa. Bersama Ryoga, IV, dan Ko-ki. Hentikan aku. Dan ayo menjadi besar bersama. Sebagai ViViD”
Aku… tidak tahu harus menjawab apa. Cuma bisa berdiri terpaku di sana, di samping kulkas yang masih terbuka. Merenung.
Tanpa kusadari mataku tertuju pada gitar akustik yang masih tergeletak pasrah di atas meja makan, dengan kertas-kertas dan pulpen bertebaran di sampingnya. Juga beberapa helai terserak di lantai.
Aku tahu apa yang harus kulakukan. Cuma satu. Membuat lagu yang banyak, bagus, dan hanya Shin yang mampu menyanyikannya.
Kukirim email jawaban dalam kecepatan luar biasa.
From : 零乃
To : シン
“Tunggu di sana. Aku akan menjemputmu dan membawamu pulang. Pulang pada ViViD.”
o.wa.ri
Bandung, 18 Agustus 2013
15.50
Filed under: fan fiction, one shot Tagged: Reno, Shin, ViViD
